Thursday, October 07, 2004

Rencana Tidak Berjalan Dengan Mulus



Jam 7 pagi Pak Mislam sudah datang di rumah Pak Hasan, tempat aku mondok. Memang pagi ini kami berencana akan ke kota utk melengkapi tanda tangan kemudian langsung ke Jogja. Tapi ditengah jalan ada sms dari Pak Sehadi, yang akan kami mintai cap & tanda tangan. Beliau sedang ada rapat dan baru bisa melayani kami di atas jam 2. Oleh karena itu rencana ke kota dibatalkan dan kami langsung menuju Jogja.

Penumpang pagi itu tidak banyak, jadinya bus berhenti setiap ada terminal. Ngetem'nya lama tapi tetep saja penumpangnya dikit. Maklumlah, masih terlalu pagi dan bukan hari libur. Sekitar jam 11 kami tiba di Dinas Kehutanan di Gedong Kuning. Mas Dewata sudah datang lebih dulu tapi sedang ada rapat di atas. Katanya sih ada Irjen dari Jakarta. Yaaah... sekedar formalitas ikut pertemuan dan pembekalan dari Irjen. Padahal sebenarnya bahan pembekalannya ya itu� aja sih. Tapi yang namanya berurusan sama Dinas ya mesti gitu.


Dikarenakan ada tamu itu, makanya kami nunggu agak lama di situ. Jam 12 lewat baru ditemui oleh bendahara Proyeknya. Tapi sayang...

Tidak berjalan sesuai rencana kami. Bapak itu bilang kalau dananya sudah dikembalikan ke atas dan saat ini dia sedang tidak memegang dana utk dibayarkan ke Pak Mislam. Aku jadi kasihan sama pak Mislam. Sudah jauh-jauh datang tapi tidak mendapatkan hasil. Akhirnya harus kembali dengan tangan kosong.



Sebenarnya gpp juga sih. Sejak dari awal Pak Mislam sudah merasa kalau hari ini tidak selancar perkiraan kami. Bahkan katanya yang tahun lalu, dia harus bolak-balik 4 kali sampai dananya turun. Dan lagi, kalau dipikir-pikir ndak rugi� amat sih. Karena nanti setelah dana cair, biasanya ongkos bolak-balik dll akan ditukar dengan uang. Menurutku cukup sebanding, bahkan bisa dikatakan menguntungkan.

Bagaimana tidak!!

Untuk mencairkan dana tersebut ada hal� tertentu yang harus dimanipulasi. Beberapa data/informasi diperoleh dengan cara yang sebenarnya menyimpang dari prosedur sesungguhnya. Dan salah satu tugasku adalah membantu mereka (kelompok red.) untuk memanipulasi data� tsb. Yupp... naif memang. Aku sadar kalau manipulasi itu tidak baik. Tetapi disaat kita berhadapan dengan kondisi langsung di lapangan, kemana idealisme yang dulu pernah kita pegang dan yakini disaat measih mengenyam pendidikan tinggi. Kenyataan sering kali membuat idealisme menjadi luntur. Sesuatu yang kita yakini salah pun menjadi jalan keluar untuk mempeoleh pemenuhan kebutuhan. Memang di saat seperti ini, kita mendapat sebuah ujian yang bagus. Namun sayangnya... aku merasa gagal melalui ujian ini.


Presiden terpilih merencanakan sebuah program yang bisa dibilang terobosan besar (janjinyaa sih gitu :�~) Dalam 100 hari akan dipimpinnya langsung pemberantasan KKN di Indonesia. Huhuhu... akankah aku juga ikut terciduk :�~

We'll c....

Hanya satu yang saat ini terlintas di kepalaku. Milyar'an rupiah jatuh ke tangan koruptor di negri ini. Apalah arti beberapa juta rupiah untuk sekelompok penduduk desa yang benar� membutuhkan uang itu untuk bertahan hidup.