Sunday, December 21, 2008

My First Party

I'm dedicate this posting for my friends whom make this party. This is my First b'day party in my live. Thx a lot for this moment. I luv u....Ses, Ibal, and Acil as event organizer (hihi...)

(my b'day cake...i'm 2...years old hihihi...)


(happy b'day to me...let sing a song hiahiaiaiaia....)
And of course to all my friend whom came tonight. Vnas, Zam (Smart FM), Ryan (Antara), Naning, Dody, Indra, Ipin (friend from Jogja), Iyes, Theo
Huum....any body loose???
Anyway...thx a lot
i'll miz u friend...


(before an insident at tugu)

---eNd StoRy---

Thursday, November 20, 2008

Semalam ^_~

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 01.26 dini hari. Beberapa jam lagi mentari akan muncul di ufuk, tapi aku belum juga bisa memejamkan mata. Sudah dicoba beberapa kali, tapi tetap saja susah. Kedua bola mata sulit sekali untuk diajak berkompromi. Tak jua terpejam. Padahal pagi ini ada liputan pagi.
Aku coba main foto, belajar edit dan ngutak-atik suka-suka hati dan hasilnya...tetep mata belum juga lelah. Sudah juga mencoba main gem, tapi bukannya ngantuk melainkan bosen.

Yah, bosan. Mungkin itu yang sedang kualami...kebosanan.
Aku jadi inget nasehat Kang Jay beberapa waktu yang lalu. Kata bosan itu sebenernya pamali untuk orang yang pengen berkarya atau bekerja. Kalau rasa itu memunculkan gejalanya, maka harus cepat-cepat dicari solusinya. Kalau tidak, kedewasaan kita tak akan berkembang.



Sedikit flash back ke belakang. Pekerjaanku yang sekarang bisa dikatakan sebagai pekerjaan yang paling lama kugeluti. Tepatnya satu tahun sembilan bulan aku tiba di Pekanbaru dan bergabung dengan perusahaan yang sekarang.
Ini rekor hebat loh buatku!
Sebelumnya, aku nggak pernah bekerja selama ini. Ada yang cuman tiga bulan, dua minggu, seminggu, dan paling lama setengah tahun. Dan sejak dulu beberapa temen menjulukiku kutu loncat. Tukang gonta-ganti kerjaan.
Tapi itu dulu. Sekarang sudah banyak yang berubah. Aku mulai belajar untuk mencari tahu apa yang kuinginkan dalam hidup ini. Apa yang sebenarnya dicari oleh orang-orang sebenarnya???!!!

Dan ketika dirunut dengan seksama, ternyata semua orang menginginkan KEBAHAGIAAN. Begitu juga denganku. Oh Tuhan, selama ini, dengan semua yang kujalani dan kulalui hanya bertujuan untuk mencari kebahagiaan itu.

Sebuah kesadaran yang lagi-lagi menamparku. Mengusik acara begadangku semalam. Membuka kembali yang telah lama mulai terkikis...KESADARAN!!!
Sadar menginginkan kebahagiaan dalam hidup ini. Baik hidup di dunia fana maupun di akhirat kelak.
Sadar bahwa kesempatan hidup di dunia ini hanyalah sementara.
Sadar kalau setiap menatap pagi hari...harusnya bersyukur diberi kesempatan Tuhan untuk menghirup udara, diberikan fungsi jantung dan metabolisme tubuh yang normal, serta diberi lembaran kosong kehidupan yang harus diisi.
Sadar bahwa AKU diliputi beraneka kelekatan hidup, ditempel kuat oleh aku-aku yang lain dan sulit untuk dilepaskan.

Dan malam ini kusadari...ternyata KESADARAN itu mulai pupus. Sudah terlalu jauh aku melangkah, dan lagi-lagi menyimpang di JALUR itu.
Malam ini kucoba untuk menyapa-Nya dan mengharapkan kesediaan-Nya untuk kembali lagi tinggal di hatiku. Ada sebuah rongga besar di dalamnya yang perlu diisi, dipenuhi, dan dikendalikan oleh-Nya.

Dengan penuh kerendahan hati dan kepasrahan, kukembalikan semua yang kugunakan ini kepada pemiliknya, dan biarlah menjadi alat untuk menunjukkan KemuliaanNya di dunia ini. Amin

Sunday, October 12, 2008

Kosa kata baruku hari ini

"Aok"..... (Baca seperti tulisannya ya, "aok")
Itulah kosa kata baru yang kudapat hari ini.
Hum...ada yang tau maksudnya??
Katanya...(Ibe eL)...kata ini biasa digunakan oleh orang-orang di Kepri (Kepulauan Riau) termasuk di Babel (itu tuh...kotanya Laskar Pelangi).
Ada yang dah nangkap clue-nya???

Yah, kosakata itu emang biasa digunakan oleh orang Melayu. Paling ndak oleh orang Melayu yang deket sama aku, yaitu Iqby alias Atan Sabero

Sudah beberapa kali aku mendengar dalam percakapan di rumahnya (rumah Ibe eL red), kata "Aok" terselip.
Kutajamkan telinga untuk menangkap maksudnya. Dan akhirnya berhasil juga kumengeri, bahwa "Aok" itu semacam ungkapan persetujuan atau ungkapan peng-iyaan
Hum....tapi aku masih penasaran.
Dari manakah istilah "Aok" ini muncul. Akhirnya, untuk menjawab rasa penasaranku, aku pun bertanya pada sumber terdekat. yah, siapa lagi kalau bukan Wan Atan

Wiek: Apa sih artinya "aok"? Sering aku dengar kalian ngomong itu
Wak Atan: "Aok" tuh iya
Wiek: Dari mana bisa jadi iya?
Wak Atan: Ya bisa, dari Oke. Tuh kan tulisannya "O K" dan dibaca langsung aja jadi "ok"
Wiek: (*heran ) Dibaca Ok??
Wak Atan: Iyah.. untuk penegasan dikasih A di depannya. Jadinya "Aok"

Hihihi ... jujur aja geli aku denger penjelasan itu.
Tapi memang begitulah. Emang banyak bahasa Inggris yang diadopsi menjadi bahasa Melayu. Bahasa Melayu loh....bukannya yang telah masuk EYD alias Bahasa Indonesia baku.
Kurasa masih ada lagi kosa kata baru yang akan kudapatkan dari pergaulan dengan orang Melayu yang notabene adalah induk dari bahasa persatuan Indonesia

Sunday, August 24, 2008

Refleksologi "Pengalaman Pertama"



Yang namanya pengalaman pertama, biasanya mendebarkan
Sepeti pengalamanku pada hari Sabtu (23/8) kemarin, mencoba pijat refleksi untuk pertama kalinya.
Ceritanya seh...pijat yang tak disengaja (woloh...pijat refleksi kok gak disengajaTheo bisa protes dah ) Tapi suer kok, ini gak ada rencana.
Pas jalan-jalan ke Mal SKA, si Ikby ngeluh muluw dengan badannya yang lemah-letih-lesu ...fiuh...sejenis penyakit komplikasi gitu deh. Barulah mau mencoba pijat refleksi.
Kami pesan untuk dua orang, karena Theo yang turut serta,ndak mau ikutan nyoba. Katanya seh takut nagih 
Yah...sebagai teman yang baik, kami harus menghargai keputusan Theo. Dan begitulah, hanya aku dan Ikby ajah yang nyoba pijat refleksi. Sedangkan Theo nunggu dengan sabar (xixixi...yang ini boong banget, mana mau Theo nunggu)
Yang bener, Theo kembali lagi melanjutkan perjuangannya untuk memenuhi kewajiban sebagai seorang Fotografer Tangguh  Bravo my friend...

Nah, kalo soal pijitnya neh... Hum...rasanya seperti....hum ....seperti...dipijat sih hihihi.....

Buatku sih...lumayan terasa. Tapi buat Ikby rasanya pasti berbeda. Gimanalah bisa kerasa, wong ditinggal tidur kok  
Anyway...enak juga kok abis dipijat. Ya iyalah, namanya aja dipijit...gimana gak enak. Tapi kayaknya untuk menghilangkan kepenatan kerja, belum ampuh tuh. Belum sebanding kale, badan yang pegel ini kan hasil akumulasi kerja berbulan-bulan  Jadi lum cukup dengan pijat satu jam.
Oh iya...pijitnya banyakan di bagian kaki. Bikin merinding..geli boow...

Wanna try???!!!

Tuesday, August 19, 2008

Satu bintang

mungkin hanya ada satu bintang, yang dapat menghiasi hatimu
dan jangan pernah engkau siakan seseorang yang ada di hatimu

pastikan hanya ada satu bintang, yang slalu menyinari jalanmu
hingga akhirnya kau sadari dirikulah yang ada di hatimu

ooh... kau pun harus mengerti semua cinta yang kumiliki Antique)

Sunday, May 04, 2008

JanjiMu Seperti Fajar

Ketika kuhadapi kehidupan ini
Jalan mana yang harus kupilih.
Ku tahu ku tak mampu
Ku tahu ku tak sanggup
Hanya Kau Tuhan tempat jawabanku

Aku pun tahu ku tak pernah sendiri
Sebab Engkau Allah yang mengendongku
TanganMu membelaiku
CintaMu memuaskanku
Kau mengangkatku ke tempat yang tinggi

JanjiMu seperti fajar pagi hari
Yang tiada pernah terlambat bersinar
CintaMu seperti sungai yang mengalir
Dan kutau betapa dalam kasihMu

(NIKITA)

Saat lagi iseng ndak ada kerjaan di kantor, aku iseng-iseng aja masuk ke komputer temen-temen. Hieheiheihie...namanya aja iseng, nyusup-nyusup..gityuu...
Eh ndak taunya nemu lagu itu di folder salah satu temen.
Langsung aja masukin jadi koleksi lagu-lagu di HaPe-kuw. Heran ajah, di kantor ini kok ada yg nyimpen lagu itu ;))

Saturday, April 12, 2008

Back to my beloved city

Jogja..i'm coming. Last night, i arrived in Adisucipto Airport at 09.00 a clock pm. Ndak butuh waktu yang lama buat nunggu, karena dari dalam ruangan kedatangan sudah kulihat ibuku.
Dengar buru-buru, kutarik travel bag di tangan kananku. Sementara tangan kiriku harus berjuang keras menahan beban dari dua tas kertas yang berisi makanan oleh-oleh.
Meski jarakku semakin mendekat, namun pandangan ibuku sepertinya masih jauh ke belakang. Sampai akhirnya kuberdiri di hadapannya dan semakin jelas terlihat keterkejutannya memandangkau.
"Oh, bener ini anakku?" ujarnya
"Injih Bu," kujawab singkat, lalu melepaskan genggaman di handle travel bag dan menyambar tangan kananya. Kucium tangan itu lalu dia merengkuhku dalam pelukannya.
Tak lama acara penyambutan itu berlangsung. Lalu kami menuju ke tempat parkir karena bapak dan Hadri sudah menunggu di sana. Dan melajulah kami menuju rumah.
Bandara Adisucipto kira sekitar 10 kilometer dari tempatku. Kami
melalui Jalan Raya Solo dan menyusurinya hingga ke Kotabaru.
Tak banyak yang berubah dari kota tercintaku ini. Hanya ada beberapa tempat seperti perhentian kendaraan di sisi kanan dan kiri jalan.
"Itu busway, Mbak," kata Hadri.
Memang sudah lama aku mendengar ada busway di Jogja, tapi baru sekali ini lihat. Jalurnya seperti jalan raya biasa. Hanya dibedakan dengan garis putih di aspal aja. Jadi tak mengherankan kalau di jalur busway itu masih terlihat kendaraan lain seperti mobil, sepeda motor, bahkan sepeda onthel lewat.
Hihihi...ini toh busway di Jogja.
Malam itu langit cerah dan lalu lintas tak terlalu padat. Sekitar setengah jam kemudian, aku sudah tiba di rumah.
Senangnya hatiku.....
Jogja....here i'm....

Sunday, March 02, 2008

MIRLC

siska: hihi
siska: kene kiw mang PLN gila
siska: edun!
siska: kentir
WieK: huss..tenang-tenang
WieK: hehe...
siska: set nesu : mode on
WieK: xixixixi
siska: hihihi
WieK: /me towel fantatz Ncis *tuink*
WieK: jangan gitu ah
siska: wakakkaka
WieK: :P
siska: kumad ikz
siska: heiheiheihei
WieK: lucuuh
siska: /me ngekek dw
siska: /me lari menghindar dan ngumpet di bawa meja
WieK: /me geleng² pala ndiri
WieK: kok malah ngumpet di bawah kibot
siska: /em tau klo it's_me gila
siska: wekekekke
WieK: duduls
siska: eh salah ketik
siska: /me dink
siska: wakkakakak
WieK: dasaaar
siska: hebat yakz mirc
siska: iso gawe imajinasine dewe dadi tersalurkan
siska: terus kadang kick2an karo ketik sg
siska: msg
siska: rasane empet ke nek dikick
siska: didilz
WieK: iyo
siska: hieheiheihe
WieK: jane sek membuat indah ki pas kita berimajinasi yak
siska: nek pas dadi ponder enak iso gawe # meh dibentuk opo
siska: meneh nek duwe bot
siska: iso ngerjain wong
WieK: serasa jadi penguasa
siska: haha

Cuplikan kecil hasil chat bersama teman lama yang dulu kukenal dengan nickname Kriuknyesss. Dan kala itu aku lebih suka memperkenalkan diri dengan nickname Its_Me.
Hum... sebuah dunia virtual yang pasti sangat dikenal oleh para chaters mania. Sebuah dunia dimana seseorang bisa muncul dengan menjadikan dirinya sebagai sosok yang terhebat, tersempurna, dan berbagai ter-, ter- yang lain.
Yah, tentu saja sangat memungkinkan dunia itu bisa muncul.
Ibarat kita membaca sebuah novel dimana pikiran kita bisa berimajinasi menciptakan sosok tokoh dalam cerita sesuai dengan imajinasi kita.
Dan tentu saja, hasilnya adalah sebuah rangkaian cerita yang indah.

Baru-baru ini di berbagai kota sedang booming film yagn diangkat dari novel Ayat-ayat Cinta. Termasuk di kota rantauku kin, Pekanbaru.
Sebuah studio 21 bisa menayangkan film tersebut di hampir semua theater-nya.
Berbagai media massa berlomba-lomba menuliskan seluk beluk film tersebut. Dari resensi buku, sinopsis film, hingga animo masyarakat. Benar-benar fenomenal.
Bahkan seorang temenku, ada loh yang udah download film di komputer. Tapi pas kami rame-rame berencana mo nonton film-nya, ternyata tetep aja dia antusias.
Woloh...woloh...
Tapi memang harus diakui sih, kisah yang diramu dalam novel Ayat-ayat Cinta ini lebih fenomenal dibanding karya sastra seniornya, dari penulis yang sama, Di Atas Sajadah Cinta. Seniornya melaju di layar kaca dalam format sinetron.

Selepas dari berbagai kesuksesan novel ini ternyata ada sebagian orang yang merasa kecewa dengan alur yang muncul di filmnya.
"Gak seru ah, beda banget sama novelnya!"
Bahkan ada yang lebih ekstrim lagi, bilang "Nonton yang bajakannya aja."
Sebuah bentu kekecewaan ketika sesuatu tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dan kalau kita mau jujur, sulit mendapatkan apa yang kita inginkan melalui orang lain. Atau dengan kata lain tidak ada orang lain yang dapat mengerti sungguh-sungguh apa yang kita mau.
Hanya ada SATU yang mengerti kita. Namun kita pun sulit untuk menjelaskannya secara konkrit apakah itu?! Untuk bisa menggapainya, kita harus masuk ke relung ilahi. Dan untuk berhasil, cara terbaik adalah membuat diri sadar.
Menjadi orang yang SADAR yang sesungguhnya. Menemukan KESADARAN sempurna.
Dan menemuka KESADARAN akan membuat diri semakin tahan dengan kondisi atau apapun yang menimpa...tanpa rasa KECEWA

Friday, February 01, 2008

Tersadar Kembali

Dewi Claudia:
Wi, bentar lagi di Jogja bakal ada busway lho. Jalurnya dah dibikin. Btw nggak terasa ya..bentar lagi udah rabu abu
bip...bip...bip...

Its`me:
Ha?? Yg bener aja. Kemana jalurnya tuh busway? Eh dah mau rabu abu ya? Kapan sih?
bip...bip...bip...

Dewi Claudia:
Cuman dalam kota aja kok. Iyah, tanggal 7 Feb ntar
bip...bip...bip...

Fiuuh..gila.
Apa aja kerjaanku selama ini sampai aku melupakan hari itu. Setiap hari, setiap jam, setiap menit, dan setiap detik terus bergulir tanpa tersadar bahwa waktu terus mendorong hidupku ke lembar-lembaran yang baru. Namun naifnya, tak kusadari dorongan dari sang waktu.

Usai menerima SmS dari teman di Jogja ini, di kegelapan lampu kamarku, tiba-tiba mataku terarah di atas lemari baju. Tepat di sudut bagian atas, yang paling dekat denganku, samar-sama kulihat sebuah sinar berwarna kehijauan lembut. Dan tak butuh waktu lama, langsung saja kukenali sumber sinar itu.

Sebuah kotak berisi untaian butir-butiran Rosario.
Kira-kira sebulan yang lalu ibuku mengirim paket dari Jogja. Berisi legalisir ijazah, transkrip nilai, dan disisipi sebuah Rosario berbahan fosfor dan satu set lilin. Dari untaian butiran fosfor itulah, cahaya hijau keluar dan tertangkap oleh kedua bola mataku. Selain itu, sebuah surat kecil pun turut menyertai kiriman yang dulu, dengan isi: jangan lupa berdoa.

Ough...pikiranku langsung melayang sekitar satu setengah tahun yang lalu Di masa-masa yang menentramkan hatiku. Dimana aku memiliki seseorang yang menjadi jujugan kalo lagi sedih. Seseorang yang mau menemaniku memanjatkan kidung dan pujian, serta bergantian memanjatkan Salam Maria di malam hari Orang yang mengajariku berdoa Rosario sendirian di tengah malam, apalagi ketika hati yang panas terasa butuh siraman kesejukan

Namun sejak jauh darinya, ternyata aku pun juga mulai menjauh dari rutinitas itu. Aku berubah menjadi pemalas yang selalu kalah dengan bangunnya ayam jantan. Bahkan alarm di ponsel yang selalu berdering di pagi hari, justru dimatikan oleh teman sekamarku.
Ah..sungguh parah jalan hidupku sekarang. Sampai-sampai...rabu abu pun tak kusadari kedatangannya

Sepertinya aku harus me-refresh kembali makna Rabu Abu dalam hidupku.
Rabu Abu...adalah hari yang penting. Biasanya pada hari itu, aku menerima abu yang ditorehkan di keningku. Aih...jorok dong (hihi...gitu yah???!!)
Nggak lah, nggak jorok kok.
Trus mengapa pada Hari Rabu Abu kita menerima abu di kening kita?

Gini ceritanya...ehemm..ehem... (berdehem ne)
Sejak lama, bahkan berabad-abad sebelum X'tus, abu atau debu telah menjadi tanda pertobatan (dikutip dari http://yesaya.indocell.net). Misalnya, dalam Kitab Yunus dan Kitab Ester. Ketika Raja Niniwe mendengar nubuat Yunus bahwa Niniwe akan ditunggangbalikkan, maka turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. (Yunus 3:6).
Juga ketika Ester menerima kabar dari Mordekhai, anak dari saudara ayahnya, bahwa ia harus menghadap raja untuk menyelamatkan bangsanya, Ester menaburi kepalanya dengan abu (Ester 4C:13).
Bapa Pius Parsch, dalam bukunya "The Church's Year of Grace" menyatakan bahwa "Rabu Abu Pertama" terjadi di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa. Tuhan mengingatkan mereka bahwa mereka berasal dari debu tanah dan akan kembali menjadi debu. Oleh karena itu, imam atau diakon membubuhkan abu pada dahi kita sambil berkata "Ingatlah, kita ini abu dan akan kembali menjadi abu."

Hingga sekarang, di jaman modern, keberadaan abu juga menjadi pengingat kita untuk menyadari asal muasal kita. Abu yang digunakan pada Hari Rabu biasanya berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya. Daun palma kering itu dibakar dan hasil pembakaran itulah yang dijadikan jadi abu yang telah diberkati dan menjadi benda sakramentali.

Hari Rabu Abu juga menjadi hari permulaan masa Prapaskah. Masa yang ditempuh selama 40 hari ini adalah masa pertumbuhan jiwa kita. Kadang-kadang jiwa kita mengalami masa-masa kering di mana Tuhan terasa amat jauh. Masa Prapaskah akan mengubah jiwa kita yang kering itu. Masa Prapaskah juga membantu kita untuk mengatasi kebiasaan-kebiasaan buruk seperti mementingkan diri sendiri dan suka marah.

Fiuuh...di-refresh lagi dah
Memanglah...hati dan jiwaku yang tandus ini sudah sangat perlu untuk dibajak kembali.