Thursday, October 28, 2004

Sumpah Pemuda.. upacaraaaaaaaaa

Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu
Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbahasa satu
Bahasa Indonesia
Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah satu
Tumpah darah Indonesia

Hwih... ternyata aku masih inget, padahal terakhir kali ngucapin itu pas jama SMP dulu. Sumpah Pemuda... sebuah sumpah yang telah mengikrarkan pemuda & pemudi Indonesia dalam sebuah tekad dan tujuan yang luhur demi kebesaran bangsa ini. Dulu... (kata guru� sejarahku), Sumpah Pemuda ini adalah senjata ampuh untuk mersatu tanpa membeda-bedakan suku, bangsa, agama maupun ras. Segala perbedaan melebur ...(bukan menghilang, karna yang namanya perbedaan itu tidak bisa dihilangkan)... menjadi satu tekad & tujuan mulia.
Tapi sekarang... dimana semua itu yah??!! Koran, televisi, radio bahkan di tempat� ibadah pun sering kali terdengar berita kerusuhan yang banyak disebabkan karena "perbedaan"
Sumpah Pemuda.... masihkan relevan??!! Masihkah bisa difungsikan kembali??!!
Kini keanekaragaman (yang dari kecil sudah dikenalkan pada kita oleh guru dan orang tua sebagai kekayaan besar bangsa ini) hanya sebatas dikenal.
Kita tau tapi tidak mengetahuinya.
Kita dengar tapi tidak mendengarkan.
Kita lihat tapi tidak memperhatikannya.
Kekayaan bangsa ini kini justru menjadi titik� api dari kemunculan konflik. Huhuhuhu... jadi teringat lagunya Mbak Tere

Tiada yang salah dengan perbedaan,
dan segala yang kita punya.
Yang salah hanyalah sudut pandang kita,
yang membuat kita terpisah.

Karna tak seharusnya... perbedaan menjadi jurang.
Bukankah kita... diciptakan.
Untuk dapat saling melengkapi... mengapa ini yang terjadi.

Mestinya perbedaan bukan alasan,
untuk tak saling memahami.
Mestinya cinta bisa memberi jalan,
tuk satukan semua harapan.

Tuesday, October 26, 2004

Too Many Story

Beberapa hari saja tidak posting blog ternyata banyak cerita yang terjadi. Dari traktir seluruh anggota keluarga, muter� cari lokasi tugas bahkan sampai dengan curhat�an soal tanggung jawab. Banyaknya kisah yang terjadi malah ndak bisa kuceritakan lagi. Kisah sedih, kisah senang, kisah melelahkan, kisah kebahagiaan, kisah kebanggaan bahkan kisah penuh harapan.
Yang bisa kuungkapkan saat ini hanyalah rasa syukur kepada Tuhan yang masih memberikan kesempatan padaku untuk bisa merasakan kisah� tersebut dan mendapatkan begitu banyak pelajaran hidup bagiku.

Jadi meskipun sering kali kurasakan letih dan lemah, ingin kucoba untuk tetap bisa tegak berdiri. Karna kupercaya Dia pasti selalu membantuku dan menemaniku bahkan di saat aku jatuh dan kesakitan. Ingin rasanya bibir ini selalu mempersembahkan senyuman, supaya siapapun yang melihatnya pun juga bisa merasakan syukur padaNya. Ingin kubagikan senyuman kepada orang� di sekitarku, supaya mereka pun juga mau membagikan senyuman mereka kepada orang� di sekitarnya. Sebuah hadiah yang sederhana namun begitu indah maknanya.

Senyuman tidak merugikan apa-apa tetapi memberikan sesuatu yang luar biasa.
Senyuman memperkaya orang yang menerimanya,tanpa menjadikan orang yang memberikannya lebih miskin.
Senyuman hanya memerlukan waktu sebentar, namun ingatan akan senyuman akan berkepanjangan.
Tak seorangpun yang begitu kaya atau kuat sehingga tidak bisa melakukannya
dan tak seorang pun yang begitu miskin sehingga tidak bisa diperkaya olehnya.

Senyuman menciptakan kebahagiaan di rumah,memupuk kemauan baik dalam bisnis dan merupakan simbol persahabatan.
Senyuman membuat orang yang lelah merasa santai, menguatkan orang yang putus asa, dan merupakan obat alam untuk orang yang bermasalah.

Tapi senyuman tidak bisa dibeli, diminta, dipinjam, atau dicuri
karena senyuman adalah sesuatu yang tidak berharga bagi siapapun kecuali jika senyuman itu diberikan kepadanya.

Ada orang yang terlalu lelah untuk memberikan senyuman. Tapi justru mereka itulah orang� yang sangat membutuhkan senyuman. Berilah mereka senyumanmu, karena tak seorang pun yang sangat memerlukan senyuman seperti halnya orang yang tidak punya apa-apa untuk diberikan.

(Frederick William Faber)

Friday, October 22, 2004

Hari ini rencananya ada pertemuan dengan rekan� lain dari LINGKAR. Tapi ternyata yang datang hanya sedikit hanya 8 orang termasuk aku. Dan ternyata 8 orang itu tidak semuanya ikut GNR-HL di Bantul. Beberapa dari mereka teman� seangkatan mas Dewata. Pantes aja aku susah nyambung ngobrl sama mereka. Para senior� dan ternyata mereka itu sedang 'temu alumni'.
Tapi untungnya ada Mas Andang dan Rahmat yang sudah kukenal sebelumnya. Jadi ya ada juga orang yang bisa nyambung dikit. Paling ndak, dia yang bisa narik aku untuk bisa ngikutin obrolan mereka.
Agak lamaan aku ikutan pertemuan yang sebenarnya lebih mirip temu alumni itu. Sekitar jam 5 sore aku pamit lebih dulu. Tentu saja setelah ngambil 'Jatah' dari proyek yang Kebumen. Lumanyan lah, pas tengah bulan ginian ternyata bisa dapat kesegaran melalui suntikan dananya. Uhukkss�...
Akhirnyaaa... aku bisa traktir ibuku huuuhhuhuhu.. La selama ini selalu saja aku yang ditraktir ibu jhe, sekali� pengen juga ngerasain traktir ibu tuh kayak apa.
Pulangnya ndak langsung ke rumah, tapi absen duluuuww.. upss... ndak dink. Maksudnya nemenin buka puasa dulu hehehe.. bawa dikit jajanan dari Mr. Celups. Orang pertama yang ingin kubagi kebahagiaanku, huuhuhu.. :�~~ Semoga wae ndak dikira sombong hehehe...

Thursday, October 21, 2004

Pertemuan Dengan DInas Bantul

Akhirnya setelah nunggu beberapa lama, datang juga undangan untuk pembekalan dari Dinas bantul. Sama sih kayak yagn di Kebumen, tapi dari penjelasan yang panjang lebar tadi... kesanya yang ini bisa lebih rumit. Kali ini kami terlibat dalam GNR HL alias Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan untuk bagian kabupaten Bantul. Berdasar keputusan dari SK kepala dinas, aku dapat lokasi di desa Guwosari Kecamatan Pajangan. Huhuhuhu... sempat kebayang dapat medan yang berat (lokasinya). Eh nda taunya malah tetangganya Mbahku. Malah asik to... ndak perlu mondok :)~ Uang mondoknya bisa dipake untuk lainnya hehehe...
Untuk kabupaten Bantul, ada 3 LSM yang dilibatkan dengan total tenaga pendamping / fasilitator sebanyak 47 orang. 15 orang dari LSM LESTARI INDONESIA, 12 orang dr LSM PUNOKAWAN, dan 0 orang dari LSM LINGKAR. Kali ini banyak orang yang bisa doajak kerjasam tapi resikonya ya harus beneran nih kerjaannya. La kalau 'nyleneh' bakal kesorot sama yang lain. Bahkan katanya sih TNI dan POLRI juga turut terlibat sebagai pemantaunya. Hwiiihhh.... seyeeemmm kan.
Yah... semoga aku kelak dapat melaksanakan tugas dan kewajibanku sampai selesai dengan baik.
Nah... yang bikin repotnya itu, harusnya program ini sudah diselenggarakan 2 bulan yang lalu. Tangga; 25 Desember 204 merupakan dead line penulisan laporan. Kalau melebihi tanggal itu, seluruh anggaran yang diajukan bakalan hangus semuanya. Jadinya kerjaan yang harusnya dikerjakan selama 5 bulan, sekarang harus dikebut dalam waktu 2 bulan efektif. Padahal biasanya saat bulan� seperti ini, kegiatan di pedesaan dilaksanakan setelah Lebaran yang jatuhnya November besok.
Itu baru yang di Bantul.
Padahal yang di Kebumen sama saja, Desember sudah harus tutup buku. Semua laporan juga harus beres d Bulan Desember padahal Mas Dewata bilang kalau kwitansi yang kemarin banyak yang salah. Yang artinya... ngulang lagi di awal.

Uhukksss�... siap� nglembuuurrr deh. Hmmm... aku wes sui iso nahan ra ngopi. Huhuhuhu... untuk besok mudah�an ndak dopingan lagi hehehe...

Saturday, October 16, 2004

Gratis SMS sesama pelanggan Telkomsel

Di dalam lift <
"Sek to... aku gek bingungmeh balesi sms'e"
"Ngko wae lah... gratis we"
Satunya lagi nyeletuk " Iya ya, gratisan. Sayangnya simpatiku sudah gak aktif"
Begitu keluar dari lift, kulirik pria yang dari tadi nemenin aku di TP. "Moso sih gratis tenan. Jajal ah" sambil nekan� hp di genggamanku. Tapi ndak diterusin keinginan coba�nya. Takutnya itu cuma gosip dan ntar malah cadangan pulsaku makin nipis :� hehehe... gi peliitt :D
Lagi pula setelah itu kami bertujuan utk ke warnet salah satu temen yang letakknya di pinggiran kota. Agak jauh sih, tapi untung gak pake acara nyasar segala. Sekitar jam 3 sore aku sudah sampai rumah. Sampai di rumah, pas lagi rebahan... teringat percakapan di lift siang tadi.

"Wi.. pie kabarmu? Tadi aku lihat pengumuman di TP, ada panggilan lagi lho. Kamu dah sampai mana nih?"
"Wah aku kok jadi tambah males ya. Bantuin dong... gimana nih Wie?"
"Jangan males dong, ayo semangat. Tadi aku juga ketemu Oni. Dia mo nyebar kuis tp belum dapat ACC trus dibantuin sama Pak Didik. Semangat ya.. asal kamu mau ngerjain, pasti ada yang bisa bantuin kok."
"Iya yah... aku coba semangat lagi. Bantuin ya Wie..."
bip...bip...bip...

"Yo rpp kok. Ya begitu lah nek dagang. E Wie.. dah tau belum sms antar telkomsel gratsi 30sms/hari tp aku gak tau sampe kapan. Hari ini aku coba gratis"
"Owalah... 30sms/hari to. Aku juga baru tau hari ini tp tak pikir gur simpati tok, ternyata kabeh telkomsel to"
bip...bip...bip..

"Ok deh. Eh btw...antar telkomsel gratis sms to. Telpon juga gak yah :�"
"Iyah bener, enak banget gitu loh. Kalau telpon juga gratis aku sudah langsung telpon ke NTT hehehe..."
bip...bip...bip...

Semoga saja bukan kayak yang pernah terjadi sama Satelindo waktu kebobolan dulu.

Monday, October 11, 2004

Ndak Sendirian Lagi



Untuk pertama kalinya aku diantar turun lokasi. Sebenarnya kasihan juga sama yang nganterin, ini medan terberat yang pernah dilaluinya. Jadi begitu sampai Dukuh Legok langsung teler :�~ trus bobok di kamar. Huhuhu... po iso bobok tenana kae, padahal di luar sedang ada rapat.

Hari juga pertama kalinya aku mengikuti rapat bulanan dengan para anggota, pengurus serta petugas penyuluh di kelompok. Meskipun di saat hari� biasa sudah bisa ngobrol akrab dengan mereka tapi pas pertemuan tadi kok ya deg�an. Apalagi pas sessy perkenalan. Duh kok ya dag-dig-dug. Ternyata pengalaman pertama itu memang sering kali bikin sport jantung dulu. Moga-moga untuk yang besok-besok aku sudah bisa lebih tenang.

Tapi mungkin juga karena partner�ku tidak datang. Sempat juga kelabakan pas diminta untuk ngisi acara. Bingung aku mo diisi apaan. La tugasku kan pembinaan kelembagaan, bukan teknis pelaksanaan. Sedangkan yang hadir saat itu kebanyakan anggota yang lebih mengharapkan informasi tentang teknik pelaksanaan dari pada teori kelembagaan. Jadi pas sessy pembinaan untuk wanatani aku tidak bisa ngasih pembinaan. Tapi puji Tuhan, untungnya ada peneyelamat. Salah satu ibu penyuluh disitu ternyata sudah bertemu dengan penyuluh partnerku yang saat ini sedang di Jogja. Huhuhu... pie kui jal, aku sudah ke Kebumen eh.. dianya malah ke Jogja. Si ibu bisa sedikit kasih masukan dan akhirnya semua dapat berjalan dengan lancar sampai selesai. Begitu pertemuan selesai sekitar jam 1 siang, kami sidah bisa balik ke Jogja.

Makasih banget untuk yang sudah nganterin dan nemenin hari ini. Dibela�in sampe pegawainya yang jaga siang ndak digantiin pas istirahat siang. La pas jam istirahat kui she neng dalan jhe. Maaf ya Mbak : ) bos�mu tak silih mau.

Ndak perlu dipijitin :�~ dengan ditemani saja sudah bisa ngurangi rasa capekku kok hehehe.. thx 4 all.

Sunday, October 10, 2004

Selamat Menempuh Hidup Baru



Untuk salah satu sahabatku... Dewi Pujiastuti.

Semoga hari ini menjadi gerbang awal untuk meraih asa dan harapanmu yang belum terkabulkan. Amin

Friday, October 08, 2004

Kebiasaan Buruk



Ternyata kebiasaan tidur sampai terlalu malam ato dini hari berdampak buruk buatku. Secara ndak sengaja telah mempengaruhiku untuk memiliki kebiasaan minum kopi. Yah... memang bukan kopi hitam yang pekat itu. Biasanya aku minum kopi bentuk instant mix. Namun ternyata sama saja, bisa menyebabkan kecanduan.

Sejak pertama kali mendapatkan tawaran turun ke lokasi, aku menjadi jarang minum kopi lagi. Bukan hanya jarang tetapi bisa dibilang tidak pernah lagi minum kopi. Sampai hari rabu yang lalu!!!

Hari Rabu kemarin kepalaku sakit sekali. Memang beberapa hari ini sakit kepala datang dan pergi terus. Tapi Rabu kemarin puncaknya. Kucoba cari� obat di seluruh ruangan tapi tidak ketemu satupun butir obat. Saat itu sedang di lokasi yang jauh dari warung/toko bahkan tetangga. Akhirnya ingat ada 2 sachet GoodDay Moccacino di dalam tasku. Langsung dibikin dan diminum. Ternyata sekitar 5 menitan sakit kepalaku berkurang.

Nih tadi pagi juga gitu. Tiba� sakit kepalanya nyerang lagi. Setelah minum kopi, sakitnya berkurang

Aku jadi sadar... bul'e kepalaku ketagihan kafein :( hikkss...

Uuuh... iso mari rak yohh

Thursday, October 07, 2004

Rencana Tidak Berjalan Dengan Mulus



Jam 7 pagi Pak Mislam sudah datang di rumah Pak Hasan, tempat aku mondok. Memang pagi ini kami berencana akan ke kota utk melengkapi tanda tangan kemudian langsung ke Jogja. Tapi ditengah jalan ada sms dari Pak Sehadi, yang akan kami mintai cap & tanda tangan. Beliau sedang ada rapat dan baru bisa melayani kami di atas jam 2. Oleh karena itu rencana ke kota dibatalkan dan kami langsung menuju Jogja.

Penumpang pagi itu tidak banyak, jadinya bus berhenti setiap ada terminal. Ngetem'nya lama tapi tetep saja penumpangnya dikit. Maklumlah, masih terlalu pagi dan bukan hari libur. Sekitar jam 11 kami tiba di Dinas Kehutanan di Gedong Kuning. Mas Dewata sudah datang lebih dulu tapi sedang ada rapat di atas. Katanya sih ada Irjen dari Jakarta. Yaaah... sekedar formalitas ikut pertemuan dan pembekalan dari Irjen. Padahal sebenarnya bahan pembekalannya ya itu� aja sih. Tapi yang namanya berurusan sama Dinas ya mesti gitu.


Dikarenakan ada tamu itu, makanya kami nunggu agak lama di situ. Jam 12 lewat baru ditemui oleh bendahara Proyeknya. Tapi sayang...

Tidak berjalan sesuai rencana kami. Bapak itu bilang kalau dananya sudah dikembalikan ke atas dan saat ini dia sedang tidak memegang dana utk dibayarkan ke Pak Mislam. Aku jadi kasihan sama pak Mislam. Sudah jauh-jauh datang tapi tidak mendapatkan hasil. Akhirnya harus kembali dengan tangan kosong.



Sebenarnya gpp juga sih. Sejak dari awal Pak Mislam sudah merasa kalau hari ini tidak selancar perkiraan kami. Bahkan katanya yang tahun lalu, dia harus bolak-balik 4 kali sampai dananya turun. Dan lagi, kalau dipikir-pikir ndak rugi� amat sih. Karena nanti setelah dana cair, biasanya ongkos bolak-balik dll akan ditukar dengan uang. Menurutku cukup sebanding, bahkan bisa dikatakan menguntungkan.

Bagaimana tidak!!

Untuk mencairkan dana tersebut ada hal� tertentu yang harus dimanipulasi. Beberapa data/informasi diperoleh dengan cara yang sebenarnya menyimpang dari prosedur sesungguhnya. Dan salah satu tugasku adalah membantu mereka (kelompok red.) untuk memanipulasi data� tsb. Yupp... naif memang. Aku sadar kalau manipulasi itu tidak baik. Tetapi disaat kita berhadapan dengan kondisi langsung di lapangan, kemana idealisme yang dulu pernah kita pegang dan yakini disaat measih mengenyam pendidikan tinggi. Kenyataan sering kali membuat idealisme menjadi luntur. Sesuatu yang kita yakini salah pun menjadi jalan keluar untuk mempeoleh pemenuhan kebutuhan. Memang di saat seperti ini, kita mendapat sebuah ujian yang bagus. Namun sayangnya... aku merasa gagal melalui ujian ini.


Presiden terpilih merencanakan sebuah program yang bisa dibilang terobosan besar (janjinyaa sih gitu :�~) Dalam 100 hari akan dipimpinnya langsung pemberantasan KKN di Indonesia. Huhuhu... akankah aku juga ikut terciduk :�~

We'll c....

Hanya satu yang saat ini terlintas di kepalaku. Milyar'an rupiah jatuh ke tangan koruptor di negri ini. Apalah arti beberapa juta rupiah untuk sekelompok penduduk desa yang benar� membutuhkan uang itu untuk bertahan hidup.

Sunday, October 03, 2004

Hari Sabtu kemarin Dewi Lmpygn datang. Sudah lama kami tidak ngobrol panjang lebar lagi. Banyak yang kami bicarakan kemarin, terutama tentang rencana pernikahannya minggu depan. Yah... meskipun aku sudah tau kalau dia punya rencana menikah dalam waktu dekat ini, tetapi begitu tahu pernikahannya tanggal 10 Oktober besok itu. Jujur saja aku kaget. Aku dengar pertama kali dari ibuku. Jumat kemarin begitu sampai di rumah, ibu banyak cerita ttg Dewi dan rencana pernikahannya.

Temanku sebentar lagi akan memasuki sebuah pintu baru dalam kehidupannya. Mengarungi bahtera rumah tangga bersama pria yang dipercayakan sebagai pegangan hidup selanjutnya. Semoga semua akan berjalan dengan lancar sampai pd saatnya nanti.


Nantinya Dewi bukan lagi sebagai temanku, tetapi dia juga akan menjadi bagian dari keluargaku karena pria yang akan dinikahinya adalah adik ibuku. Huhuhuhuhu... temanku kelak akan jadi tanteku :�~

Yahh... siapa yang bisa menebak kehidupan kita di masa depan. Tidak ada orang yang tau pasti akan jadi apa/siapa kita kelak. Kita sebagai manusia hanya bisa menjalaninya dengan baik.



Sampai saat ini ketikanku belum selesai semua, padahal hari senin depan aku berencana untuk kembali ke lokasi. Sabtu malam sempat ke tempat Mas Dewata lagi utk nanyain no anggarannya yang sekarang. Tapi di sana malah dapat kerjaan baru lagi. Aku diminta membuat daftar hadir pertemuan rutin bulanan dari bulan Maret yang lalu. Berarti harus rekapan lagi laporan di lapangan dari Maret. Dan lagi rencananya hari selasa depan Mas Dewata mau ngajukin utk proyek di Kabupaten Bantul bagian barat. Ada 10 tenaga pendamping di lapangan yang rencananya akan terlibat, termasuk aku. Karena masih banyak waktuku yang longgar, aku terima tawarannya itu. Jadi mungkin Oktober ini ada 2 lokasi yang aku pegang.

Cuma bedanya, yang di Bantul ini aku harus mulai dari awal. Bakalan lebih banyak laporan dan pendampingan yang harus dilakukan dari pada yang di Kebumen. Yang di Kebumen ini kan sudah masuk tahun kedua pendampingan, jadi tugasku lebih ringan karena cuma nerusin program yang sudah ada setahun yang lalu.

Semoga saja bisa dikerjakan dengan baik.


Friday, October 01, 2004

Back To Jogja



Balik lagi deh ke Jogja. Ternyata perjalanan naik bis umum beda banget sama naik motor kemarin. Ni tadi aku dari desa jam 10 dan sampai di Jogja baru jam 1/2 dua siang. Hwih... sampai 3,5 jam.

Balik ini rencananya mau ngetik laporan untuk mencairkan dana proyek. Di lokasi hanya ada mesin ketik manual, itupun di balai desa yang letaknya lumayan jauh. Kwitansi� harus dikopi 4 rangkap dan fotokopian terdekat di Prembun yang lebih jauh lagi. Bener� pelosoknya Jawa. Dulu masa KKN aku dapat desa yang cenderung berubah jadi kota. Tapi lokasi kerja yang ini bener� desa.

Ada beberapa hal baru yang aku dapat selama di lokasi :

1) Ngomongnya ndak perlu sopan� dan pelan� karena kalau pelan, suaranya malah kebawa angin gunung yang keras dan nggak kedengeran. Alias... ngomongnya teriak�!!!

2) Ndak boleh sembarangan janji, kalau tidak benar� yakin bisa menepati janji itu. Penduduk desa kebanyakan orang yang lugu�, mereka cenderung menerima perkataan orang secara mentah�. Sedikit berjanji, sudah pasti akan diterima sebagai janji dan dinanti� penepatan janjinya.

3) Bagi yang doyan makan/minum... sedikit ditahan!!! Mengingat sulitnya menemukan kamar mandi/WC/Toilet dsb... Mau pi�z ya cari tempat sendiri di pekarangan, dan kalau mo nge'pup harus gali lubang sendiri. Mo mandi??!! Ada sih sedikit airnya, tapi sama aja... harus sambil celingukan ke atas, bawah, kanan atau kiri lereng... yah... siapa tau ada orang lewat.

Huhuhuhu... serasa kembali ke tempo doeloe saja. Tapi memang itu kenyataannya, di Jawa... daerah yang jadi primadona orang� untuk urbanisasi, masih ada lokasi seperti itu.

4) Yang keempat... aku jadi punya nama baru... yaitu Rika :�~ Hehehe... kalau pangil kamu kan rika.