Thursday, December 20, 2007

My Birthday

Kamis hari ini pas banget hari ulang tahunku. Happy bDay To me.
Uhukss...nggak nyangka banyak SmS masuk. Jadi terharu, ternyata teman-teman mengingat hari jadiku. Eh ralat...hari lahirku.

Termasuk teman-teman satu mess. Nah kali ini aku pengen cerita tentang pesta ulang tahun yang kuselenggarakan bersama teman-teman satu mess.

Kebetulan ulang tahunku yang sekarang bertepatan dengan hari Raya Idul Adha. Nah, tadi pagi teman-teman dah keluar untuk pergi shalat Ied. Aku?? Jelas nggak ikut lah yaw.

Ketika aku bangun pagi dan mengeluarkan jemuran yang belum kering dari kemarin, tiba-tiba Kakak pemilik rumah memanggil-manggil. Begitu aku keluar, ia menyodorkan lontong dan sebaskom kecil sayur.
Hueee..kaget juga sih, pagi-pagi dah dikasih makanan. Tapi namanya aja anak kost, nggak mungkin nolak lah ya.

Tak lama kemudian, temen-temen pulang dari Shalat Ied. Mereka menenteng tas plastik berisi makanan. Ketika melihatku, mereka langsung menyapa dan mengucapkan selamat ulang tahun. Uhukkss...terharu akuw. Ternyata mereka inged.

Tapi nggak cuma itu. Mereka pun menagih makan-makannya. Tapi aku sih santai aja. Kan dah ada lontong sayur. Dan langsung aja kusajikan lontong sayur pada temen-teman. Meski agak heran, mereka menyantap dengan lahapnya. Hihi...sebenarnya mereka kelaparan juga sih.

Lalu kami berncanda gurau dengan asyiknya. Bahkan lebih asyik karena Naning pakai video kameranya untuk merekam. Pokoknya rame deh.

Hingga tiba-tiba ibu kost lewat dan menyapa kami. Spontan kuucapkan terima kasih. "Makasih ya Kak, enak loh masakannya," kataku. Kontan aja teman-teman tersentak kaget.
Mereka pun kemudian menyalami ibu kos sambil melirik ke arahku.
Setelah ibu kos berlalu, mereka kompak bilang, "Huuuuuuw...dasar. Kirain kamu yang masak."
Aku pun cuman nyengir. Itulah untungnya kalau ulang tahun pas hari raya, bisa bikin pesta gratisan.

Thursday, November 29, 2007

Complain

"Pagi Anaas...." terdengar suara lembut seorang wanita dari seberang ponselku.
"Pagi Dok," ujarku dengan suara yang kuusahakan sesegar mungkin.
Baru jam 07.30 WIB tau-tau dah ada telpon dari seoragn nara sumberku.
Fiuh...kok gw bilang baru yah hihi...
Padahal dulu tuh jam 05.00 udah pasti dibangunkan.
"Pamali kalau anak muda nggak mau bangun pagi-pagi. Rejekinya bisa ilang," nasehat yang masih kuingat sampai sekarang.Yah, memang masih kuingat, tapi tak jarang kulaksanakan.

Kembali lagi soal penelepon di pagi itu.
Wanita dari seberang telpon ini merupakan satu di antara orang yang bertugas di sebuah rumah sakit. Dia ini mirip-mirip humas..gitu loh.
Nah, ceritanya ia telpon pagi-pagi buat komplain berita.

Hu..hu..hu...
Ntah complain yg keberapa buatku.
Seandainya emang bener-bener kesalahan vital sih, kuterima aja tuh permintaan ralatnya. Tapi ini...fiuh...cape deee....
Urusan kecemburuan sosial..
Ups....

Saturday, October 20, 2007

Take a Walk (part 2)

Finnaly, i came to Siak Sri Inderapura
Welcome Wiek (kutenangkan diri dengan memberi sambutan pada diriku sendiri). Di pelabuhan, aku disambut dengan turunnya gerimis rintik-rintik.
Aku pun melangkahkan kakiku ke luar pelabuhan dan memasuki kota Siak.
sambil memikirkan tujuan berikutnya, kuhirup udara perlahan-lahan, sambil menyapa Siak. Hello, here i am!!!

Tiba-tiba ponselku bergetar
I Be eL epon dan menanyakan keberadaanku. Kemudian kami pun terlibat suatu pembicaraan yang cukup serius. tak lama sih, singkat aja kok pembicaraannya.
Dan setelah percakapan singkat di telepon akhirnya tercapai suatu kesepakatan, aku harus naik ojek dengan tujuan kedai kopi ABC.
Lalu kucari orang di luar pelabuhan, yang gayanya seperti tukang ojek hihi...
Dan ketemulah dengan abang ojek berompi kuning, kayaknya sih seragam ojek. lalu tukang ojek itu mengantarkakku ke tempat tujuan.
Sesampainya di simpang dekat kedai kopi, I Be eL dengan kaos bertulisan Sepeda Onthel dan topi merah sudah menungguku sambil cengar-cengir
Tak perlu kuceritakan isi semua pembicaraan selanjutnya, intinya pembicaraan kami mengenai kuncinya yang hilang. Plus beberapa ungkapan kesebelanku karena malam harinya harus terkurung di satu kamar.
Aneh juga sih, dia yang kehilangan kunci, tapi kok aku yang sebel yah
"Sori Nas, nggak ada Honda," ujarnya sambil memelas. Dasar orang aneh, padahal sepeda motornya tuh Suzuki loh. Disebut-sebut pulak, Honda.
Anyway, tak ada yang bisa kulakukan lagi selain menerima nasib. Jadi, meskipun feel so blue kuterima saja lah harus menghabiskan malam di Siak tanpa acara jalan-jalan.

Tapi,
Nih dia tapinya. Pada pagi harinya aku tidak mau mengalami seperti malam hari. Ketiadaan sarana transportasi tak menyurutkan niatku untuk tampil narsis. Ups, maksudnya berlibur
Kami pun mengawali hari dengan minum kopi susu di kedai kopi.
Ahaaa...ini rupanya kebanggaan warga Siak. Segelas kopi di kedai kopi, ditemani kue-kue seperti cak we. Hum, nikmat juga ternyata.
Setelah menghabiskan minuman, kami melanjutkan perjalanan (jalan kaki boooooo.....) menuju pelabuhan.

Hwih, agak BT juga sih! Sore tiba, paginya dah langsung balik. Kayak absen doank.

Tapi kami melalui makam sultan dan masuk ke gedung (wah, lupa akuw) sambil berfoto-foto.
Biar deh, nggak bisa sampai Jembatan Siak, yang penting bisa narsis²an di background yang lain.

Dan ternyata, asyik juga jalan-jalan pagi di Siak. Bisa melihat kota dengan lebih dalam. Melihat keindahan dan kekayaan Budaya Melayu yang selama ini hanya kukenal melalui buku sejarah di sekolahan.

Satu lagi kekayaan di nusantara yang "sayang" jika harus tertelan kemajuan jaman. Semoga, kekayaan itu bisa tetap abadi dan tetap mengisi kisah-kisah sejarah di setiap buku pelajaran, dan memperkaya dan mengiringi kebesaran bangsa

Wah..wah..wah...
Wake up!!!
Back to real life

Pukul 11.00 WIB kami sudah harus tiba di pelabuhan.
Menggunakan kapal Paris Express (woloh, keren namanya) kami pun kembali ke Pku.
Eh ralat, aku sendiri yang ke PKU
I Be eL harus meneruskan perjalanannya ke Perawang.
Selamat berjuang kawan, thx for everything

Take a Walk (part 1)

Jumat (19/10) siang, tepat pukul 12.oo WIB aku bisa menyelesaikan bahan tulisan untuk rubrik pretty. Minggu ini aku mengangkat tulisan mengenai perawatan wajah yang tepat, terutama untuk wanita Asia-Indonesia.

Usai nyelesein ketikan dan mengirim ke folder redaksi, aku pun menutup komputerku dan beranjak keluar kantor.

Dalam perjalanan keluar kantor, sempat kepikiran,"Mo kemana yah?"
Lalu..... terlintas pikiran untuk kembali lagi melakukan perjalanan menggunakan kapal feri dengan tujuan Pekanbaru-Siak.

Fiuuh...nekad neh.
Langsung aja kuhubungi teman di Siak dan minta kesiapannya untuk menampungku. Dan...ia pun bersedia.
Setelah menghubungi Vnas (potograper coy)untuk memastikan foto master untuk hal 21, aku pun melanjutkan perjalanan menuju Sei Duku.
Tiba di pelabuhan pukul 14.30 WIB, langsung beli tiket. Tak lama kemudian kapal feri pun melaju menyusuri Sungai Siak.

Perjalanan sore itu terasa indah Selama menyusuri sungai besar di Riau itu, bisa terlihat aktivitas beberapa nelayan. Ada seorang nelayan sedang mengayuh dayung pada perahu kecilnya. Tak jauh darinya, ada pula dua orang pria, umurnya sekitar 30 tahunan sedang bersama-sama menarik jaring penangkap ikan.
Sayang, aku cuma ada kamera ponsel, jadinya nggak bisa buat ambil gambar dari jauh.
Perjalanan terus berlalu, hingga tiba di sebuah pelabuhan kecil. Hum, aku tidak tau pelabuhan apa karena dilihat sekilas tuh nggak cocok disebut pelabuhan. Hanya seperti pemberhentian darurat.

Di situ kulihat sebuah kapal, kira-kira seukuran kapal feri yang kunaiki. Bedanya, itu seperti kapal nelayan pencari ikan.
Di sekeliling kapal itu ada beberapa kapal kecil bersisi beberapa orang pria di atasnya. Mereka sibuk dengan semacam tali, sambil pendangannya tertuju ke arah air.
Seolah-olah ingin mengobati rasa penasaranku, dan beberapa penumpang yang lain, seorang pria yang duduk di belakangku berkata, "Mereka tuh cari besi."

Ha??!! Besi apa??!
Ouugh, ternyata beberapa waktu yang lalu ada kapal jatuh. Menurut si pria, kapan itu menjatuhkan beberapa baranganya di sungai. Jadi kapan-kapal kecil itu tak ubahnya seperti tim evakuasi..gityuu...

Lalu perjalanan terus berlalu. Masih kunikmati pemandangan tepian Sungai Siak yang beberapa mengalami abrasi, dan beberapa masih terlihat seperti hutan. Hwih...berkhayal neh, kayak di Sungai Amazon hihi...

Ditambah lagi dengan sapuan angin sore yang menerpa wajah dan rambutku. Hum, segaaar. Inilah yang namanya liburan, menikmati anugerah Yang Kuasa atas alam sekitar (meskipun kondisi alam di Riau sebenarnya memprihatinkan sih).

Tapi sore itu kunikmati semuanya, hingga kuterima epon dari ibl.
Huh, beritanya membuat mood liburanku menurun.
Dia bilang kalau kunci sepeda motornya hilang.
Hueee....ilang??!!
Trus, gimana liburanku?!
I Be eL duduuullzzz... kebayang deh,aku harus jalan kaki.
Aku harus menenangkan diri dulu, dan merubah planning utk menjelajah Siak.

..::Be Right Back::..

Thursday, October 04, 2007

Lino Puasa


Lagi-lagi alunan lagu Dear Diary terdengar dari ponselku.
Jam sudah menunjukkan pukul 23.30 WIB, lalu kulihat panah bergoyar di layar ponselku. Kulihat satu nama yang paling sering menelponku...BabE

Yah, diantara sekian banyakknya list di phonebook, Nama itulah yang paling sering menelponku, seperti yang terjadi pada malam ini.
Hum, padahal baru dua hari yang lalu ia juga menghubungiku loh.
"Halo!" terdengar suara agak berat yang takkan pernah kulupakan.
"Pie kabare Wiek? Ra ono opo-opo to?" lanjutnya. Yah, sapaan itu pun juga otomatis telah terekam di pikiranku.
Kujawab kabarku baik-baik saja dan nggak ada apa-apa. Kemudian kutanyakan balik keadaan di seberang sana (di tempat si penelpon, tentunya).
Dijawabnya semua baik-baik saja, kecuali Lino.
"Hum...apa yang terjadi?" tanyaku
"Lino nggak mau makan lagi. Dia puasa lagi. Dari tadi pagi dia nggak mau makan," jawab suara di seberang telepon.
Ah, ternyata itu yang membuatnya, lagi-lagi menghubungiku. Hihi...indikator yang aneh (pikirku). Masa sih keadaanku di sini didasarkan pada binatang berbulu yang pernah kupungut dari tangan anak-anak di kampungku dulu. (Eh ngga dink, aku nggak dari kampung kok hihi...)
Dan setiap terjadi sesuatu pada kucing itu, orang tuaku selalu saja menghubungkannya padaku. Mereka beranggapan binatang itu sudah sehati denganku. Jadi kalau ada sesuatu pada Lino dianggapnya ada sesuatu juga yang menimpaku.

Lalu kuceritakan hal itu pada satu orang teman serumahku. Dan ajaibnya, temenku ini malah mendukung anggapan orang tuaku. Aiih...ada-ada saja mereka itu
Tapi apapun anggapan mereka, bagiku tetap saja, aku nggak peduli dengan pendapat itu. Aku tetap yakin kalau Lino nggak bisa jadi indikator keadaanku di sini.

Sedikit flash back ke masa lalu....
Btw on the way busway,meski nggak mau mengakuinya, aku harus jujur mengatakan bahwa Lino memang sering puasa ketika aku sedang dalam situasi yang berat. Fiuh...ngangkat kantong beras kaleee...
Puasa??? Aneh ya?!
Aku dulunya juga merasa aneh. Moso sih kucing puasa?!
Puasa pada kucing.
Istilah itu kudapatkan dari mbah yang tinggal di dekat rumah (Jogja). Dia ini penggemar berat binatang kucing. Jadi bisa dikatakan ia ini hafal dengan tabiat binatang manja itu.
Nah, pas Lino tidak mau makan selama beberapa hari dan cuma duduk di depan pintu rumah, Mbah Hadi itu bilang kalau kucing itu sedang puasa. Tunggu aja, kalau puasanya dah selesai, Lino bakal makan seperti biasa lagi, itu penjelasannya.
Dari pendapat nenek itulah, setiap Lino nggak mau makan, kami menyebutnya sedang puasa.
Dan "kebetulan" waktu Lino puasa tuh, barengan dengan suasana hatiku yang lagi suram..woloh... kayak di gua ajah.

Lalu...hum...gimana dengan sekarang??!!
Suasana hatiku memang sedang gundah-gulana Dan...lagi-lagi "kebetulan" bersamaan dengan Lino yang lagi puasa.
Ah...jangan ikutan mikir yang enggak-enggk lah
Lupakanlah!!! Lino bukan indikator keadaanku di sini kok.

Saat di penghujung percakapan kami, aku pun hanya bisa menjawab lirih pada ibuku, "Nggak ada apa-apa kok. Semua baik-baik saja."

Wednesday, August 29, 2007

CLBK....

Hai Wiek, aq, Tina n Nining lg ngumpul di t4 Retna loh. Lg nostalgia ngomongin Pratama. Kmu tau ngga dia skg kerja dimana?

bip...bip...bip...

Semalam lagi tengah-tengah bobo' kudengar SmS dari Ririn itu, dan langsung beranjak dari tempat tidur. Membalasnya lalu....menunggu balasannya. Gilak, padahal semalam ngantuk banget
Tapi lama banget nggak dibalas-balas juga. Karena penasaran, aku baca ulang SmS itu. Dan.... betapa bodohnya aku, itu SmS hari kemarin.
Hihi...sori friends....

Bicara soal Pratama, pikiranku melayang ke peristiwa sekitar tahun 2000'an. Saat itu masih seneng-senengnya bergabung dengan temen-temen dari mekanisasi.
Kisah lucu dan mengharukan, dimana ada satu diantara kami harus menelan kegetiran. Cinta tak berbalas oleh orang berjulukan Kampret.
Ah Kampret... nama itu terasa menggelitik telingaku.
Surat balasan itu pun nyasar ke atas Prima AB 4086 GS (ahaaa...gilak, aku masih ingat plat nomor motor pertamaku )
Seharusnya balasan surat itu untuk D97, tapi kami merubahnya menjadi untuk R97 demi solidaritas persahabatan
Sori Ret, itu rahasia kecil antara aku dan Dewi. Tapi tak apalah kalau terbuka sekarang.
Kan udah ada Iqbal di sampingmu.

Thursday, August 16, 2007

Jumpa Mac Addict

Lagi-lagi liputan untuk Hi-tech, aku mencoba angkat tentang iPod.
Setelah coba hubungi Arul AE, tadi dapat info ada distributor macintosh di Pekanbaru, namanya Pak Bambang.
Agak mikir juga sih, pa'an yang menarik di situ yah. Coz di bayanganku tuh, yang namanya iPod tuh nggak jauh-jauh amat sama MP4. Muter lagu n liat klip ato pilem. Yah, dengan mengikuti clue dari Arul, aku menuju ke Visi & Media, lokasinya Pak Bambang.

Nah...mpe sana benar-benar tak kusangka... semua terjadi, tak kuduga..... (walah, kayak lagu aja nih). Aku nggak nyangka kalau tanggapan Pak Bambang akan seramah itu. Ini dia toko komputer ketiga yang welcome banged hihi....
Dan soal iPod...hihihi..teteeeep, sama seperti bayanganku. Cuma yang membedakan...kapasitasnya itu loh..memanglaaaaah....30 ma 80 Giga.
Fiuhh....kalo aku yg punya, buat nyimpen apa aja tuh ya..

Dan tak ayal lagi...masuklah kami ke obrolan tentang Apple.inc serta seluk beluknya.
Fiuh... setelah ngobrol ngalor-ngidul, baru kusadari satu hal. Mereka tuh fanatik banget sama yang namanya Mac.
Sampai-sampai aku diprotes kalo nyebut komputer mereka dengan sebutan PC. Wolohh... ada juga komunitas yang begitu fanatiknya pada satu mereka.
Hihi....jadi inget some one

Tuesday, July 17, 2007

Lagi Asik ma Wordpress neee...

Fiuh... akhir-akhir ini jadi jarang posting di blogger. Abisnya dapat mainan baru sih ...cieee...kayak pa'an aja.
Abis ngobrol² (tepatnya chat sama Ika), dikenalin sama blog dari wordpress.
Huum...awalnya sih, aku nggak gitu tertarik. Pa'an tuh?! Paling nggak jauh beda sama blogger.
Hiehiehiehie...ternyata...embeer...bener sih, tetep aja kayak blogger.
Tapi ada bagian yang kusuka, yaitu pengaturan templatenya.

Sampai sejauh ini, cukup memusingkan belajar wordpress. Yah...abisnya kan belajarnya disela-sela waktu mengetik berita...kebayang kan...fiuh...nggak menyerap dengan sempura. Woloohh...
Tapi puji Tuhan akhirnya aku berhasil memiliki satu blog khusus untuk berita-berita yang kutulis.

Eni..wei... nih atas request dari satu temen di Siak yang ngebet banget pengen baca blog'ku. Nih...puas²in deh bacanya
Hehehe....
Selamat berkunjung Ibl....

Wednesday, June 27, 2007

Insomnia Harus Dicari Penyebabnya

Pekanbaru, Tribun - Kebiasaan tidur malam bisa karena dua sebab. Dr Evelyn dari RS Awal Bros, Pekanbaru menjelaskan bahwa ada orang yang sulit tidur dan orang yang memang terbiasa tidur malam. Keduanya secara umum disebut dengan insomnia.

Seperti telah dikatakan sebelumnya, tidak ada aturan baku mengenai jam tidur seseorang. Namun yang pasti, tubuh dan pikiran tidak akan berfungsi dengan baik apabila kurang tidur. Apabila menjalani tidur yang berkualitas buruk maka lama-kelamaan kesehatan mental dan fisik kita akan terganggu. Kekurangan tidur akan dapat menurunkan prduktivitas kerja.

Kondisi kurang tidur atau insomnia ini bisa berbahaya, bisa juga tidak. "Tidak berbahaya jika orang tersebut sudah menjadikannya suatu kebiasaan," ujar dr Evelyn. Karena memang ada beberapa orang yang sejak lama sudah terbiasa tidur di atas pukul 24.00 WIB. Tidak ada efek pada kesehatannya karena tidur sampai larut.

Berbeda dengan orang yang mengalami kesulitan tidur. Mereka bukan hanya tidur sampai larut malam, namun kualitas tidurnya tidak bagus. Kondisi susah tidur ini biasanya disebebakn karena pikiran (psikis).

Perbedaan jelas dengan orang yang punya kebiasaan tidur adalah kualitas tidurnya. Orang yang sulit tidur, ketika tidur pun tidak akan pulas. Sesekali dia akan terhaga dari tidurnya. Untuk orang yang seperti ini, perlu dilakukan pemeriksaan.

Sebaiknya harus dicari tau penyebab sesungguhnya. Menurut Evelyn, orang mengalami sulit tidur karena beberapa alasan. Yang pertama adalah pikiran, ia terlalu banyak menyimpan pikiran. Satu lagi adalah karena penyakit. Beberapa penyakit memang menyebabkan orang menjadi sulit untuk tidur, misalnya penyakit TBC.

Supaya bisa tidur, terkadang orang akan menjadi cara instant. Salah satunya adalah mengkonsumsi obat tidur. Namun obat tidur ini hanya penyembuhan sesaat. Tetap yang lebih utama adalah mencari penyebab utama sulit sidut, baru kemudian dilanjutkan ke terapi untuk memudahkan seseorang untuk tidur.

Sementara itu, posisi tidur tidak ada aturan yang baku. Dr berambut sebahu ini menjelaskan bahwa semuanya tetap kembali ke orangnya masing-masing. Yang terpenting, aliran oksigen dan peredaran daran dapat berlangsung dengan lancar.


Pada umumnya orang tidur dengan berbaring. Posisi terlentang dengan menggunakan bantal di kepala adalah yang terbaik. karena dengan posisi tersebut, aliran di tubuh menjadi lancar. Posisi tulang leher pun dapat terjaga dengan baik karena disangga dengan bantal.
Pada saat tidur, orang sering kali berpindah-pindah posisi. Menurut dokter umum RS Awal Bros ini, ketika tidur memang orang spontan akan berpindha-pindah posisi. Hal tersebut wajar, dan bisa terjadi setiap dua jam sekali. (ans)

Tuesday, May 22, 2007

KangeN

Duhai pagi yang kemerahan, tersenyumlah. Bukankah kita harus menyetubuhi siang ini.
Andis...Andis... Dia adalah kijang hutan di tengah belantara.
Jika dahaga, maka bertemulah di telaga

Huaaa....kaga nahan sms'nya Iqbal neh.

Tak pernah sedikitpun pernah terbersit kalau aku akan berada dalam lingkungan ini.
Bersama beraneka-ragam manusia yang unik-unik.
Dan bersama mengarungi warna-warni dunia yang semakin tak jelas batasnya.

Hitam dan putih tak lagi jelas. Tersamar dalam area abu-abu yang meskipun suram...tetap harus diarungi.
Oh...rasanya terlalu penat tubuh ini tuk mengeluh. Terlalu kelu lidah ini tuk berucap.
Mungkin hanya tinggal harapan yang tersisa tuk bertahan.

Ntah kenapa...tiba-tiba kurindukan suasana Sudirman tiga bulan silam

Wednesday, April 18, 2007

Tribun Pekanbaru

Conggratulation and celebaration... Launching perdana Tribun Pekanbaru

Tak terasa tiba juga akhirnya satu di antara harian persda kelompok Kompas Gramedia, hadir di kota minyak.
Pekanbaru, Riau, kini hadir koran yang kredibel dan independent.
Semoga Tribun Pekanbaru dapat menjadi Spirit Baru Masyarakat Riau

Friday, March 16, 2007

Catatan Hari Jumat

Anastasia
1603CHAR.AST


Jadwal hari ini adalah mencari berita lagi. Tapi bidangku tidak melakukan koordinasi. Ketua bidang sedang kesripahan (bahasa Indonesia-nya apa ya?). Intinya sedang berduka karena ayahnya meninggal, jadi beberapa hari ini dia tidak masuk.
Tapi sebenarnya fungsi ketua bidang sudah luntur. Kami selama ini hanya saling bertanya dan memberi tahu kalau ingin meliput, supaya tidak tabrakan di satu lokasi saja. Jadi, ada tidaknya sang ketua, Faisal tidak terlalu berpengaruh dalam pencarian liputan. Tapi pengaruhnya sangat terasa di deretan tempat duduk saya, semakin berkurang suara penyanyi Mars Wartawan Tribun.

Kembali lagi tentang liputan, pagi tadi Jun datang ke kontrakan. Maksudnya baik, memberi ide untuk liputan. Sarannya adalah meliput ke daerah kampus, UIR. Setelah Jun pulang, saya sampaikan ide ke Adi. Eh ternyata ia sedang tidak minat ke kampus. Saya juga sih hehehe…
Setelah diskusi, kami sepakat mencari berita di jalan. Wooh, jadi orang jalanan lagi deh. Habisnya, saya sudah beberapa kali liput tentang mahasiswa. Pengen ganti lah.

Ada beberapa ide di kepala, termasuk tentang CD program edu-games. Saya pernah melihat dan ngobrol sama SPG di Gramedia. Sepertinya menarik karena program yang bagus itu, baru dimanfaatkan oleh kalangan terbatas, menengah ke atas dan sekolah-sekolah. Lalu saya mencoba ke Mal SKA, kali aja di sana ada. Kebetulan Adi dan Indra juga mau ke sana, jadi kami berangkat bareng-bareng.

Tapi setelah muter-muter SKA, cuma dapat coklat dan snack di Hypermart (beli booo…). Gerai CD edu-games nggak ada di sana. Lalu saya berpisah dengan teman-teman karena mereka mau jumatan. Lagi-lagi saya muter SKA untuk memastikan ketidakberadaan gerai itu. Dan ternyata memanglaaaah… tetap nggak ada.

Langsung terpikir Citra Plaza. Saya SMS Ema yang katanya mau meliput di sana. Ternyata Ema ada di Gramedia, dia sudah selesai meliput di Citra. Saya nanya apa di situ ada edu-games? Kata Ema, mungkin ada. Tanpa berpikir panjang, saya pindah haluan ke Gramedia (kebiasaan lagi deh, pindah-pindah haluan).
Benar juga, yang saya cari ada di situ. Saya langsung menuju ke gerai tersebut. Lalu melihat-lihat dan ngobrol dengan SPG serta beberapa orang yang berkerumun di situ. Penjelasannya tidak jauh berbeda dengan informasi yang sudah saya peroleh. Tapi lumayan lah, ada penegasan (hehehe…pinjam istilah dari bang Alf ne..).

Setelah itu saya mencari Ema, ngobrol-ngobrol sebentar, baca-baca kemudian pulang kembali ke kantor. Sampai di kantor, mau ngetik. Tapi ada Mas Charlie dan Mas Tony yang sedang mengurus penandatanganan kontrak kerja beberapa orang. Kursi saya dipakai euy.

Jadi berdiri di belakang, dekat komputer fotografer. Di situ Dody nunjukin foto yang baru saja diambilnya. Foto wanita yang katanya ditemukan setelah 18 hari. Huaaaa, serem gambarnya. Katanya baunya dah busuk. Wah, kuat apa nggak ya, kalau saya yang meliput itu. Tau deh.
Pokoknya saya cuma pengen kembali ke kursi dan mengetik berita hari ini. Masalah itu biar jadi masalah besok hehehe… Lalu saya ngetik sampai jam setengah lima. Tapi sepertinya semua orang sedang sibuk, mereka tidak terlalu memperhatikan jam tuh. Persiapan untuk kantor baru kaliii…

Thursday, March 08, 2007

Catatan Harian - Rabu

Anastasia
0703CHAR.AST
Catatan Harian - Rabu

Hari ini Pak Ronald pergi meninggalkan kami. Jadi mulai hari ini tidak diajar lagi oleh beliau. Pagi ini pun saya ingat kalau guru yang baik akan kembali ke Makasar. Saya bangun dan segera mandi. Tidak mau telat ikut acara perpisahan dengan pak Ronald, meskipun sebenanrnya semalam sudah bikin acara perpisahan sendiri.
Pagi ini ke kantor dulu. Jadi saya dan teman-teman pergi ke kantor dengan opelet jemputan. Adam dan Indra nggak ikut, mereka dapat warisan sepeda motornya Zam (tapi ongkos opelet tetep bayar hehehe… dah perjanjian kan).
Di kantor, kami mengadakan perpisahan sederhana dnegan Pak Ronald. Isinya saling memberi kesan dan pesan. Eh, sebenarnya kesan dan pesannya lebih banyak dari Pak Ronald sih. Plus dari Bang Alfian.
Setelah acara itu, rencananya pengen ke terminal bayangan Tabekgadang. Pengen cari berita seputar kepulangan orang-orang ke Sumbar setelah gempa Selasa. Tapi sebelum berangkat, Pak Samsul minta kami liputan demo ke kantor gubernur.
Kami semua bergegas pergi ke kantor gubernur. Saya berangkatnya bonceng Iqbal. Di sana kami bertemu dengan teman-teman yang lain lalu menyebar. Kami mencari data sendiri-sendiri. Saya menuju ke belakang tenda di samping truk orator. Di situ ngobrol sama ibu-ibu yang lagi makan mie ayam. Namanya Ibu Sumiati. Sosok ibu ini yang ingin saya angkat untuk lead.
Setelah selesai pengamatan dan liputan di kantor gubernur, kami berkumpul untuk pulang bersama-sama. Tapi ada yang punya ide untuk makan di bakwan sumatera. Dan… meluncurlah kami ke sana.
Sampai di sana, Ses sudah memesan satu porsi. Ada dua bakwan, lalu kami bagi berdua. Ternyata teman-teman tuh cuma ingin ngenalin bakwan ke saya dan Ses. Deeuuh, baik banget deh mereka. Lebih dari sepuluh orang berkumpul di warung, tapi cuma kami berdua yang makan bakwan. Pokoknya terima kasih semua.Setelah selesai di warung bakwan, kami kembali ke kantor. Kami harus ngetik berita hasil liputan tadi. Seperti biasa, dead line jam empat sore. Saya kumpulkan hasil tulisan tepat waktu. Kelas akan kembali dilakukan dengan pembahasan tulisan oleh Pak Samsul. Tapi ada hambatan teknis, listrik tiba-tiba saja mati. Kelas ditunda sampai jam setengah sembilan. Tapi semua berjalan dengan lancar. (ast)