Monday, September 01, 2003

Menapak tanah mengukir pahatan-pahatan abstrak. Sarat dengan makna namun terlalu dalam untuk digali. Sebuah siluet yang jelas atas kehendak jiwa yang terpontang-panting badai dunia. Menyusuri jalanan beraspal hitam... legam... dan panas. Seolah-olah menyetrum dengan sengatan bervoltase tinggi. Menjalar secepat kilat ke seluruh tubuh, dari ujung kaki hingga sampai ubun-ubun. Namun kaki tetap melangkah seolah-olah di bawah komando kepala regu. Kaki kanan dan kiri bergantian dengan mantapnya. Langkah yang begitu pasti... namun sebenarnya tak terarah. Seakan-akan hanya memenuhi kewajiban saja. Untuk menjalani rel kehidupan. Hingga tak ada lagi kebimbangan yang menyelimuti. Karna hanya ada satu perintah telah terinstal dalam memori. HIDUP HARUS DIJALANI !!!