Sunday, September 25, 2005

MM

Sinar matahari membangunkan aku, kinnor masih kupeluk erat-erat. Aku pun bangkit dan berjalan kembali perlahan-lahan ke arah rumahku sambil mengenangkan bait-bait akhir Shir HaShirim

Air yang banyak tak mampu memadamkan cinta, dan banjir tak dapat menghanyutkannya. Jika seseorang memberi segala hartanya untuk membeli cinta, pasti hanya penghinaan ya didapatkannya.

Dari segi nasib, hidupku penuh kepahitan, sebanding dengan ibu mertua Ruth yang mengakibatkan ia dinamai Mara dan bukan Naomi [menyenangkan]. Dari segi pribadi, orang bilang aku ini keras, kuat, dan rada-rada suka berontak. Cewek binal, begitulah omelan mereka yang jengkel kepadaku. Wanita mandiri, beginilah aku di mata teman-temanku.

PenampilanNYA tidak menonjol, sama seperti pria-pria kebanyakan. Ganteng tidak, jelek juga tidak. Biasa-biasa saja. Hatiku pun tidak berdesir sama sekali melihatNYA. Selera makan dan minumNYA lumayan juga, tidak kalah dengan yang lain. Dengan penuh perhatian, DIA mendengarkan pembicaraan orang lain. Kadang DIA ikut bicara dengan singkat. Rupanya sadar bila kuamati, DIA kadang melirik ke arahku juga. Dan kami pun kadang bertemu pandang.

Lama-kelamaan ......... setelah sering bertemu pandang dengan DIA, baru aku tersadar. Bila ada sesuatu yang istimewa dalam diri DIA yang berpenampilan biasa-biasa saja ini, itulah mataNYA. Oh, lirikan mataNYA! Bagaimana, ya? Pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Orang musti mengalami sendiri baru akan paham apa yang aku maksudkan.
Pandangan mataNYA bukan pandangan menuduh, bukan pula menghakimi, meski seluruh hidupku seakan menjadi terbuka penuh di hadapan DIA, dari Alpha sampai Omega. Tidak ada lagi yang tersembunyi. Dan yang ditimbulkan dalam hati, bukan lagi rasa malu ataupun salah, melainkan rasa dimengerti secara utuh, dipahami secara penuh, dan dimaafkan tanpa syarat.
Diterima. Dihargai. Diteguhkan. Dikasihi. Dihidupkan kembali. Ditransformasikan. Sorotan mataNYA bagaikan Ciuman Kudus HaShem pada bibir boneka tanah di awal penciptaan, yang mengalirkan neshamath hayyim [daya kehidupan] sehingga gumpalan tanah menjadi nephes hayyah [makhluk hidup].

Perjumpaan dengan DIA, lewat sorotan mataNYA yang bagaikan Ciuman HaShem di awal penciptaan manusia, mengubah aku. Itulah titik balik hidupku. Ada sesuatu yang dilepaskan dari diriku ini. Pengalaman pembebasan ini meliputi seluruh indra, rasa perasa, serta kesadaranku.

Yah, mungkin bisa dikatakan HE is my first love! Orang kan bilang, kalo untuk cewek itu “first love never dies”. Sedangkan kalo untuk cowok, yang mengesankan itu cinta yang terakhir, meski untuk cowok itu, ya, sebenarnya “last love is never the last”!

Kenangan demi kenangan akan kehadiran cinta sejak pertama kali dalam hidupku membuat aku teringat akan cinta khusus DIA bagiku. Cinta khusus bagiku ini pun juga dilihat dan diakui oleh yang lain.
Cinta yang nyata dan menyeluruh dalam hidup sehingga aku tidak merasa harus berjuang lagi untuk memperebutkan CINTA. Malahan merasa, kini giliran aku yang harus mencintai dengan sepenuh-penuhnya, sehabis-habisnya! Aku telah menerima dengan Cuma-Cuma, kini ingin memberi dengan Cuma-Cuma pula! Cinta pada DIA adalah cinta terakhirku! He is my last Love! He is my true Love! He is my Destiny! From now until forever!

Sebuah pelajaran dari DIA yang sangat kuingat :
Orang yang paling mengasihi sahabat-sahabatnya adalah orang yang memberikan hidupnya untuk mereka! Kalianlah sahabat-sahabatku. Bukan kalian yang memilih aku. Akulah yang memilih kalian, dan menyuruh kalian untuk berbuah banyak – buah yang tak dapat binasa. Kalau sebutir gandum tidak ditanam ke dalam tanah dan mati, ia akan tetap tinggal sebutir. Tetapi kalau butir itu mati, baru ia akan menghasilkan buah yang banyak. Orang yang mencintai hidupnya akan kehilangan hidupnya. Tetapi orang yang membenci hidupnya di dunia ini, akan memeliharanya untuk hidup sejati dan kekal!

Ketika aku bilang bahwa aku sulit mengerti kata-kata itu, hanya ada komentar singkat,
“Yank, Chayank! Gitu aja Yayank kok gak ngeh sih! Jangan coba-coba ngerti pake otak doank donk, kayak cowok aja! Pake hati! Pake hati! Yayank musti inget lho: Penjelmaan Sang Cinta hanya dapat dikenal dan diikuti lewat Cinta pula!”

I will follow Him. Follow Him wherever He may go. And near Him I always will be. For nothing can keep me away. He is my Destiny!
I will follow Him. Ever since He touched my heart I Knew. There isn’t an ocean too deep. A mountain so high it can keep, keep me away, away from His Love!I Love Him! And wherever He goes I’ll follow! He’ll always be my true Love! From now until forever!