Sunday, October 02, 2005

Catatan harianku semalam.

Seperti habis melakukan kerja yang berat, semalam aku merasa tubuhku sangat letih dan berat. Meskipun sudah kurebahkan tubuh di pembaringan dan kupejamkan mataku, tak jua lelap menjemput. Badanku sudah berkali-kali miring ke kiri - kanan - kiri lagi - kanan lagi. Sia-sia saja, aku belum juga bisa tidur terlelap.
Lalu kupandangi langit-langit kamarku dan pikiranku melayang, kuteringat DIA.

DIA.. yang selama ini selalu mencintaiku, mengasihiku, memperhatikanku, setia menemani dan menjagaku. DIA yang selalu ada saat kubutuhkan, selalu sabar mendengarkan keluh-kesahku, meredakan kepanikanku, dan DIA yang selalu memberi senyum yang begitu indah & damai, bahkan di saat kutimpakan kekesalan-kekesalanku padaNya. DIA tak pernah marah padaku, bahkan justru semakin memberikan perhatian di saat aku mencoba menjauhiNya.

Hmm.. benar-benar aku ini tidak tau diri. Jarang kuucapkan terima kasih. Jangankan berterimakasih, mengunjungi dan ngobrol lagi denganNya pun sudah jarang kulakukan.

Tapi malam itu.. aku ingat DIA. Aku rindu dan ingin bertemu DIA. Ingin ngobrol lagi dengan DIA seperti waktu dulu-dulu lagi. Dan malam itu... seperti orang yang tak tau malu, kuberanikan diri untuk mengetuk pintuNya. Aku deg-degan.. takut membayangkan wajahNya akan kaget dan DIA akan tersenyum sinis begitu melihatku.
Tapi aku salah.. ternyata DIA membuka pintu sambil tersenyum manis, sepertinya DIA sudah tau aku akan akan datang menemuiNya malam ini. DIA menggandeng tanganku lalu mengajakku duduk dan ngobrol berdua.

Aku rindu padaMu, langsung saja kuberterus terang padaNya.
Maaf karena belakangan ini aku sudah jarang mampir dan mengunjungiMu. Aku terlalu sibuk dengan hal-hal kecil yang kubesar-besarkan sendiri

DIA tersenyum dan berkata, Aku tau.
Hmmm.. aku ingin bercerita padaMu, tapi apa Kau masih mau mendengarkanku?
Kembali DIA tersenyum dan mengangguk padaku.
Aku ingin menceritakan sesuatu, tapi apa Kau mau berjanji untuk tidak marah dan meninggalkanku?

Aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Pernahkah itu kulakukan? jawabNya
Yah... aku tau (aku tersenyum malu akan pertanyaanku sendiri). Justru aku yang selama ini sering meninggalkanMu.

Begini.. beberapa waktu yang lalu aku berkenalan dengan seseorang. Dia baik padaku, banyak membantuku dan kami telah banyak menghabiskan waktu bersama. Hmm.. mungkin karena itu juga aku jadi jarang berkunjung lagi. Tapi aku juga berpikir.. Kau tau banyak tentang aku, dan Kau pasti juga tau banyak tentang dia. Kau tidak pernah marah padaku. Hmm.. apakah Kau yang telah mengirimkannya untukku?

Lalu DIA menjawab, Yah.. itu memang benar. Aku memang mengirimkannya untuk menemanimu, tapi sebenarnya bukan untuk menghabiskan waktumu. Aku ingin kalian berjalan bersama dan saling mengisi satu sama lain.

Aku tersentak kaget mendengar DIA mengatakan itu semua.
Jadi Kau tidak marah jika aku jalan berdua dengannya?? Sungguh Kau tidak merasa cemburu?? Taukah Kamu, aku sering kali merasa cemburu jika Kau lebih memperhatikan orang lain, memberikan kasih sayang dan perhatian yang lebih besar dari yang Kau berikan padaku.

Benarkah kau merasa perhatianku padamu kurang besar? Bagaimana dengan kasih sayangku yang kutitipkan melalui orang tuamu, saudaramu, sahabatmu, bahkan melalui orang-orang yang kukirimkan padamu? Bukankah setiap kau panggil, aku selalu datang. Pernahkah aku mengabaikanMu?

Aku pun tertunduk kembali menahan malu. Setetes air mataku jatuh..
Yah.. sungguh aku tak tau diri. Maafkan aku, ucapku lirih.
Lalu sesaat kemudian kurasakan DIA merengkuh tubuhku.. dan memelukku. Hangat terasa menjalar ke seluruh tubuhku. Diusapkan tanganNya di wajahku dan menyeka genangan air mataku. Lalu kataNya..
Kau tau.. setiap hari aku selalu menunggu saat-saat seperti ini. Kita duduk dan berbincang² lagi. Setiap pagi aku menunggu kamu bangun dan mengucapkan selamat pagi. Tapi aku tau, kau terlalu tergesa-gesa bangun dan ingin cepatcepat melakukan aktifitasmu. Di siang hari pun aku menunggumu untuk datang dan bercerita tentang apa saja yang telah kaualami seharian, tapi aku tau kau sudah sibuk dengan berbagai kegiatanmu.Dan di malam hari, aku juga menunggumu untuk menyapa dan mengucapkan selamat malam, tapi aku tau kau sudah terlalu letih dan ingin cepat-cepat tidur.
Aku tau itu semua.. tapi aku akan tetap selalu menunggumu untuk semua itu.

Seperti tanah kering disiram air yang segar, jiwaku pun juga merasa segar kembali mendengar kata-kataNya. Kuberanikan diri untuk mengangkat wajahku, dan kulihat senyum itu. Senyum yang begitu tenang dan menyejukkan, senyum yang memberi kedamaian. Jadi selama ini DIA masih disisiku.
Kini kusadar… DIA cinta padaku.