Sunday, February 06, 2005

Bener gak ya Badai akan nyerang Jogja

Sejak kemarin orang� rame ngomongin soal badai yang diperkirakan menyerang pesisir pantai selatan (Yogyakarta). Info itu didapat dari penelitian badan meteorologi dan juga pentunjuk mistik yg diperoleh Sultan. Bahkan kemarin pagi orang� produksi nyebar selebaran himbauan dari Sultan untuk mempersiapkan diri menghadapi badai tsb. Sampai� ada himbauan masak sayur 7 rupa, nanam uang 100 logam di pojok rumah, bikin nasi kuning, dll (plus warga diminta berdoa sesuai agama dan keyakinan masing�). Aneh� saja syaratnya. Katanya sih untuk tumbal. dari pada nyawa kita yg jadi tumbal lebih baik keluar biaya sedikit utk ganti jadi tumbal (gitu deh pendapat mereka). Ada juga yg bilang kalau sebenarnya gak percaya, tapi berhubung syaratnya gampang dan tujuannya baik (demi keselamatan), ya udah... diikuti aja.
Kalau bicara soal anjuran� spt itu, aku jadi ingat beberapa tahun yang lalu. Disaat terjadi banyak kerusuhan di berbagai kota di nusantara, dan Jogja tetap dalam kondisi aman terkendali. Dulu kan mirip gitu juga, warga diminta untuk membuat masakan beberapa jenis sayuran juga spt skg. Banyak juga dulu yg nurut bikin, tapi belakangan baru diketahui kalau anjuran itu bukan dari Sultan. Untuk yg sekarang ini gak tau deh, info bener pa gak. Tapi kenyataannya masih banyak yg percaya dan nurut. Ternyata pamir Keraton masih kuat di hati masyarakat. Begitu mudahnya membuat masyarakat melakukan sesuatu dengan membawa Keratorn sebagai simbol pemberi arahan.

Sepulang kerja kemarin aku nanya ke orang rumah, apa mereka sudah dengar soal anjuran� itu. Kata ibu, orang di kampung sudah denger dari kemarin� dan hari itu juga sudah ada yg ngikuti anjuran itu. Tapi dirumahku gak :D~ Ibuku bukan orang yg percaya sama hal� gituan sih. Kalau dulu sewaktu suwargi Mbah masih ada, biasanya Mbah yg bikin dan dibagi� ke anak dan cucunya. Tapi sekarang sudah gak ada lagi yg nerusin tradisi ikut aturan kejawen gitu.
Sampai hari ini suasana aman dan terkendali. Dampak badai yg katanya dimulai dari tanggal 5 Feb kemarin belum terasa sampai hari ini. Eh ralat... jangan "belum terasa", kalau bisa "jangan sampai" terasa Sekarang yg bisa dilakukan adalah berdoa, mendekatkan diri padaNya dan berharap semoga perkiraan badan meteorologi dan firasat yg didapat Sultan tidak menjadi kenyataan. Amin