Friday, February 11, 2005

Bangsa Kritikus

Tadi aku sempat baca sebuah surat kabar lokal. Belakangan ini di surat kabar banyak memberitakan tentang prediksi badai yang bisa sampai di pantai selatan (Jogja). Bahkan stasiun televisi pun juga menyiarkan prediksi tersebut. Perkiraan dari peneliti� itu, badai terjadi sekitar tanggal 9 - 11 Februari ini. Tapi puji Tuhan, sampai sekarang tidak terjadi dan mudah�an memang tidak akan terjadi. Tapi yang bikin sebel itu omongan para ahli� yg masuk koran (surat kabar) itu. Memang bener semua prediksi itu meleset, tapi kok baru sekarang "mereka" ini bicara tentang psikologi, etika, agama dan berbagai segi lain soal prediksi dan kelakuan masyarakat awam.
Menghubung�kannya dengan moralitas, akhlak, agama dan tetek bengeknya masyarakat awam yang notabene mempercayai dan melaksanakan "titah raja Jogja" dalam mengantisipasi bencana yang bisa terjadi. Sayur lodeh, recehan Rp100 yang ditanam di sudut� rumah, nasi kuning (gurih) dan uborampe lainnya baru sekarang mereka kritisi.
Dimana mereka itu disaat masyarakat kebingungan dan mencari jalan selamat?! DImana mereka disaat masyarakat butuh orang� bijak yang bisa mengarahkan iman mereka?! Dimana mereka di saat masyarakat mengalami krisis kepercayaan ?!
Memang aku sendiri bukan orang baik seperti "mereka�" itu, tapi rasanya jadi enegh pas baca kata� mereka di media massa. Berlagak menasehati, mengkritisi de el el...
Ugghh... basi banget (yang bisa keluar dari batinku).
Bangsa ini masih sama seperti dulu, memiliki sumber daya yang hebat dalam hal menasehati dan mengkritisi. Tapi tidak dengan pelaksana yang baik.

Hieihiehiehie...
Koyo wong emosi :D~ Tapi jujur aku gak emosi, cuma mengeluarkan apa yang ada di kepala ajah. Anyway... kok aku pengen golek gawean neng t4 lain yah. Boring'e kumat kih, abis pulang kerja tadi langsung mampir ke gedung pusat UGM. Liat� kali aja ada tawaran yang lebih baik.
:)~